Jumat, 21 Februari 2020

Pepali Ki Ageng Selo dan Pola Hidup Masyarakat Jawa

 Pepali Ki Ageng Selo dan Pola Hidup Masyarakat Jawa 
 

 Papan makam Ki Ageng Selo (Foto: Grobogannews.com)

 Sejarah perkembangan Islam dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan dimensi tasawuf yang mengambil peran penting di dalamnya. Di Nusantara, sejak kali pertama masuknya Islam hingga kini, tasawuf memberi warna yang cukup signifikan. Kita dapat menyebut tokoh seumpama Abd al-Shamad  al-Palembani (wafat 1203), Hamzah Fansuri (wafat 1590), Nuruddin Arraniri (wafat 1658) sebagai ikon sufi Nusantara.   
Beberapa tokoh yang saya disebutkan itu memiliki andil yang cukup besar dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara. Tokoh-tokoh tersebut dengan tegas dapat diklaim sebagai penyebar ajaran Islam yang berlatang priyayi.   
Bersamaan dengan itu, terdapat sosok tokoh pribumi Nusantara dari kalangan 'konglomerat' yang juga turut menyebarkan Islam di Nusantara dengan jalur tasawuf yang nyaris terlupakan. Ia adalah Ki Agêng Selo. Mengenal Sosok Ki Agêng Selo Penjabaran secara lengkap tentang ajaran Ki Agêng Selo ini ditulis oleh Rima Ronika dalam laporan hasil penelitian berjudul Corak Ajaran Tasawuf dalam Pêpali Ki Agêng Selo Ditinjau dari Perspektif Hermeneutik Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher. Tulisan tersebut merupakan hasil temuan Rima dalam program penelitian berbasis pengabdian masyarakat yang dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018.
.   Dalam temuannya, Rima menjelaskan bahwa Ki Agêng Selo adalah sosok sufi Nusantara yang  hidup pada masa Kerajaan Demak di sekitar wilayah Grobogan. Selain itu, Rima juga menegaskan bahwa Ki Agêng Selo merupakan nenek moyang raja-raja Mataram Islam yang hidup pada abad ke-16 M. Ia adalah cucu Raden Lembu Peteng atau Bondan Kejawen, anak Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit. Nasab leluhurnya dapat ditelusuri dari kedua orang tuanya. Ibunya bersal dari tanah Bandan dan ayahandanya merupakan warga asli Jawa.
    Rima juga menyebutkan, Ki Agêng Selo merupakan leluhur Panembahan Senopati, pendiri Kerajaam Mataram Islam. Berangkat dari asumsi ini, Rima memperkirakan bahwa Ki Agêng Selo merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar di Tanah Jawa. Maka, sebagai sosok yang berpengaruh, Ki Agêng Selo memiliki suatu ajaran fenomenal yang diikuti oleh masyarakat luas pada masanya. Ajaran itu adalah filsafat hidup dan keagamaan. 
  Menurut Rima, Ki Ageng Selo menyampaikan pemikiran-pemikirannya kepada para pengikutnya secara oral. Dan sebagaimana tradisi pengajaran di tanah Jawa, para santri mencatat dan menuliskan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh gurunya. Tulsian-tulisan itu selanjunya menjadi masterpiece pemikiran Ki Agêng Selo yang dikemudian hari ini dikenal dengan Pêpali Ki Agêng Selo. 

 Sekilat tentang Pêpali Ki Agêng Selo

   Pêpali adalah ajaran lisan seorang guru yang ditulis dan dikumpulkan oleh murid-muridnya dengan bahasa Jawa dalam bentuk tembang macapat. Sedangkan Pêpali Ki Agêng Selo sendiri mengajarkan tentang kesusilaan, kebatinan, dan keagamaan. Dalam merumuskan ajarannya, Ki Ageng Selo menggunakan pendekatan Filsafat Jawa ala Wali Songo yang di dalamnya memuat nilai-nilai sufistik.  
 Dalam Bahasa Jawa, kata Pêpali berarti pakem, ajaran pokok, dan pedoman nilai. Soetardi Soeryahoedoyo mengartikan Pêpali sebagai ajaran petunjuk dan aturan yang mesti ditaati oleh manusia. Selengkapnya, Pêpali Ki Agêng Selo yang dituliskan dalam bentuk tembang macapat dimaksudkan sebagai sarana penuturan, media dakwah serta media pendidikan yang relatif mudah untuk menyampaikan pesan-pesan moral serta refleksi kehidupan sebagaimana tradisi yang telah mengakar di tanah jawa pada masanya.   
Pêpali Ki Agêng Selo dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Pertama, Dandhanggula berisi tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan hidup di dunia. Kedua, Asmaradhana. Asmaradana adalah kelanjutan Dandhanggula yang di dalamnya banyak membahas tentang konsekuwensi prilaku manusia serta tatacara jalan kembali kepada Tuhan. Ketiga, Megatruh. Bagian ini lebih menekankan pada hubungan Tuhan dan manusia. Keempat, Mijil. Dalam Mijil, Ki Ageng Selo menjelaskan tentang proses manusia dalam mendekatkan diri pada Tuhan. Dalam bagian ini Ki Agêng Selo lebih menekankan pada level tasawuf, bagaimana tahapan atau tingkatan dalam menjalankan kewajiban beribadah kepada Tuhan. Bagian ini merupakan kelanjutan dari Megatruh yang membahas secara rici keadaan manusia setelah mati kaitannya dengan prilakunya selama di dunia.  
 Bagian selanjutnya atau kelima adalah Maskumambang. "Dalam Maskumambang Ki Agêng Selo menjelaskan tentang konsep hidup dan mati dalam tradisi Jawa serta keharusan 'laku hidup' manusia dalam tradisi Jawa kaitannya dengan hukum Tuhan. Adapun perihal yang menarik dalam bagian ini, adalah ketika Ki Agêng Selo menjelaskan tentang konsep hidup dan  mati yang didasarkan pada ajaran Al-Qur'an Surat Al-Imran ayat 27. Selain itu dalam bagian ini, Ki Agêng Selo menyebut kata 'Allah' untuk menunjukkan kata Tuhan," urai Rima. Bagian terakhir (keenam) adalah Dhandanggula. Dalam bagian Dhandanggula masih membahas tentang bagaimana seharusnya manusia hidup. Bagian ini hakikatnya hampir sama dengan bagian sebelumnya. Namun yang menarik, dalam bagian ini Ki Agêng Selo menggunakan kata 'Hyang Widi' untuk menyebut Tuhan. Penggunaan kata 'Hyang Widi' merupakan penyebutan Tuhan dalam masyarakat Hindu. 
  Hemat saya, dalam bagian ini Ki Agêng Selo hendak membari didikan hidup kepada masyarakat jawa lintas agama (Islam, Hindu, Budha) tentang nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, Ki Agêng Selo dalam bagian ini lebih bersifat terbuka untuk mengakomudir seluruh umat beragama di tanah jawa.   
Berbagai ajaran Ki Agêng Selo yang tertera dalam pêpalinya sebagaimana ulasan di atas menunjukkan bahwa masyarakat jawa sejak dari leluhurnya telah memiliki prinsip-perinsip hidup yang baku dan talah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Kehadiran Ki Agêng Selo dengan pepalinya menjelaskan bahwa masyarakat Jawa talah mengenyam dan memperaktekkan ajaran agama secara nyata.  
 Hadirnya Pepali Ki Agêng Selo sebagai salah satu manuskrip Nusantara yang dengan rinci membahas tentang masyarakat Jawa kaitannya dengan agama, menunjukkan bahwa ajaran agama tidak hanya ditanamkan oleh ulama berkebangsaan priyayi. Lebih jelas lagi, ketika Ki Ageng Selo dalam pepalinya banyak bertutur tentang hubungan Tuhan dan manusia serta jalan menuju Tuhan, memberi keterangan bahwa ajaran tasawuf tidak hanya dipelopori oleh tokoh-tokoh ulama yang pernah menimba ilmu pengetahuan ke Jazirah Arab. 
  Akan tetapi, ajaran tasawuf telah diajarkan dan mentradisi jauh sebelum kedatangan para ulama-ulama besar layaknya Abd al-Shamad  al-Palembani, Hamzah Fansuri dan Nuruddin Arraniri sebagaimana disebutkan di bagian pengantar tulisan ini.  
 Penulis: Ahmad Fairozi
 Editor: Kendi Setiawan

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/111926/pepali-ki-ageng-selo-dan-pola-hidup-masyarakat-jawa

Rabu, 19 Februari 2020

Jangan Injak Kecoa, Isi Perutnya Mengandung Cacing yang Sangat Berbahaya!

Bila anda melihat binatang kecoa di rumah, jangan anda memukulnya sampai mati bahkan sampai isi perut kecoa meletet keluar.
Disinyalir didalam perut kecoa terdapat cacing halus atau lembut yang tetap hidup meskipun diluar dari tubuh kecoa. Bila cacing ini sudah berada di luar dari tubuh kecoa dia akan bergerak untuk mencari tempat dan mencari indukan baru.

Cacing ini bentuknya sangat pendek, halus dan lembut akan terlihat kasat mata bila jarak pandang sekitar 10-20 centimeter.

Untuk melihat cacing ini, anda dapat menaruh isi perut kecoa diatas kertas hitam atau diatas cermin, disitu akan terlihat pergerakannya.

Sangat berbahaya apabila cacing ini sampai menyentuh kulit tubuh kita (terutama kaki) karena dapat masuk melalui pori-pori kulit atau bila ada luka terbuka pada kulitluar.

Tentunya jika melihat pergerakan kecoa ini dari tempat yang kotor bisa jadi sampah makanan yang sudah berulat dan bercacing dari tong sampah depan rumah yang belum diambil petugas kebersihan, atau dari gorong-gorong yang kotor di belakang rumah, atau dari lubang WC pun dia bisa keluar karena kecoa menyukai tempat yang kotor.

Hal yang sama juga berlaku bagi lalat. Bahkan menurut beberapa sumber lalat termasuk vektor berbagai banyak penyakit,sama seperti kecoa.

Tentu akan lebih baik membasmi kecoa cukup dengan menggunakan semprotan anti serangga, yang dapat membunuh kecoa tanpa harus memukul hingga mengeluarkan isi perutnya.

Menjaga kebersihan itu sangatlah penting. Sering-seringlah melap lantai rumah dengan cairan anti bakteri. Kemudian biasakan diri setiap akan memakan sesuatu menggunakan tangan kita, maka sebaiknya tangan dicuci dengan bersih.

Kemudian makanan apapun dirumah sebaiknya ditutup, walau buah sekalipun. Karena kecoa maupun lalat bisa saja menyentuh makanan dan buah-buahan tersebut. (*)

11 Fakta Tentang Kecoa, Bikin Merinding

Dr. Jim Fredicks, seorang Ahli Serangga dan Spesialis Kesehatan Lingkungan di Virginia, Amerika Serikat, mengungkap soal fakta kecoa.

Menurutnya, kecoa adalah hewan yang paling mudah beradaptasi di berbagai lingkungan dan kondisi. Risiko kesehatan yang dibawa oleh kecoa juga banyak sekali.

Dr. Jim Fredicks juga mengungkap beberapa fakta yang mungkin belum kamu tahu, yang membuktikan bahwa kecoa adalah hewan yang sangat tangguh. Ini 11 fakta unik kecoa yang perlu kamu tahu!

1. Kecoa diketahui sebagai satu-satunya hewan gak berukuran mikro yang mampu bertahan bahkan dari bom nuklir
Kecoa termasuk salah satu dari sedikit hewan purba yang mampu bertahan dengan berbagai seleksi alam yang membawa kepunahan, hewan ini telah berevolusi berkali-kali sehingga makin tangguh dan susah dibasmi.

2. Kecoa diyakini berasal lebih dari 280 juta tahun yang lalu dan ia adalah hewan yang hampir pemakan segala (selama bisa dimakan olehnya)
Kecoa diketahui telah ada sejak lama, yaitu di era Carboniferous, sekitar 280 juta tahun yang lalu. Kecoa cenderung memprioritaskan makanan organik yang bisa mereka temukan di sekitar mereka, jika gak ada mereka baru lah hampir memakan segala yang mampu mereka makan.

3. Total ada lebih dari 4.000 spesies kecoa tersebar di seluruh dunia

Mulai dari berbeda secara ukuran, hingga berbeda secara coraknya. Kecoa pun dibedakan antara yang bisa terbang dan tidak.

4. Kecoa merupakan serangga berdarah dingin, mereka dapat hidup tanpa makanan selama satu bulan

Walaupun begitu, jika tanpa air, mereka hanya bisa bertahan hidup selama satu minggu. Perbandingan antara kebutuhan makan dan minumnya kira-kira sama seperti hewan lain

5. Kecoa bisa hidup selama seminggu tanpa kepala, karena sistem peredaran darah mereka terbuka

Kecoa mampu bernafas melalui lubang-lubang kecil di setiap segmen tubuh mereka, mereka gak tergantung pada mulut atau kepala hanya untuk bernafas.

Penyebab mereka bisa mati karena tidak ada mulut, adalah karena itu membuat mereka tidak bisa minum air.

6. Kecoa bisa menahan napas selama 40 menit

7. Kecoa bisa berjalan dengan kecepatan hingga 4 km dalam satu jam

Itu artinya, kecoa dapat menyebarkan kuman dan bakteri di seluruh rumah dengan sangat cepat.

8. Seekor anak kecoa dapat berjalan hampir secepat kecoa dewasa

Kecepatan kecoa ini nyaris sama bahkan ketika baru berumur satu hari setelah menetas.

9. Kecoa terbesar di dunia hidup di Amerika Selatan

Kecoa yang dikabarkan sebesar gelas ini memiliki panjang 15 cm dan lebar sayap 30 cm. Kebayang gak kalau harus bertemu kecoa jenis ini?

10. Kecoa bisa bertahan di suhu ekstrim, terutama dingin

Dalam suhu beku atau 0 derajat celcius, kecoa mampu tetap memiliki metabolisme tubuh yang normal.

11. Kecoa menghabiskan 75% dari waktu kesehariannya untuk beristirahat

Seperti makhluk hidup pada umumnya, regenerasi sel-sel tubuh dilakukan saat istirahat. Kecoa menghabiskan 75% dari waktunya untuk beristirahat.

Jika kamu berniat menyingkirkan kecoa yang berkeliaran atau bahkan bersarang di rumah, para ahli di bidangnya menyarankanmu untuk tetap menjaga makanan agar tertutup rapat dan disimpan dengan benar.

Jumat, 14 Februari 2020

Sensasi Numpang Bus Rela Solo-Purwodadi, Serasa Uji Nyali Naik Jet Coaster


Berita viral tentang sensasi naik bus Rela yang melayani rute Solo-Purwodadi.

                   Bagi Anda yang tinggal di bagian Solo utara, menempuh pendidikan di Gondangrejo, Karanganyar, atau pulang kampung ke Purwodadi tentu sudah tidak asing lagi dengan bus Rela.

Bus yang melayani rute Solo-Purwodadi ini punya ciri khas yang melekat di benak masyarakat.

Bus ini dianggap sebagai penguasa jalan raya Solo-Purwodadi lantaran melaju sangat kencang. Saking kencangnya, bus ini menjadi seringkali membuat pengendara lain di kawasan tersebut bergidik ngeri.

Kebanyakan dari mereka memilih mengalah ketimbang celaka digasak bus Rela.

“Rela bis legend Solo-Purwodadi. Yang pernah berangkat sekolah kesiangan naik bus ini pasti merasa agak lebih aman karena enggak telat banget,” terang pengelola akun Instagram @_infocegatansolo sebagai keterangan foto viral bus Rela yang diunggah, Rabu (11/12/2019)

Foto viral bus Rela tersebut ramai dikomentari warganet. Sejumlah warganet menceritakan pengalaman unik nan seru saat menumpang bus Rela.

“Jam 05.00 WIB dari Tirtonadi, jam 06.30 sudah sampai Purwodadi,” komentar @adhi_pee.

“Ini bus harus ikut rally dakkar. Duduk di bagian belakang badannya sampai mentul njeduk lamgit2,” imbuh @lkautsar.

“Pokoknya wuss. Berkedip sekali sudah sampai tujuan,” imbuh @fhadjharzheshanxs.

Mantul. Paling senang kalau dapat yang kayak jet koster. Gemes kalau dapat yang lemot, wkwkwkw,” imbuh @nikenwulandari44.

“Bus terbaik lur. Mosak-masik kayak Sumber Kencono. Enam tahun sekolah bareng Rela,” imbuh @ikhsanfebrif.

“Sudah pernah kayak naik jet koster.

Kamis, 13 Februari 2020

Demi ke Sekolah, Anak-anak Ini Harus Panjat Tebing Setinggi 800 Meter

Sebelumnya, sudah ada delapan orang anak yang jatuh dari tangga yang sangat mengerikan tersebut. Semuanya meninggal.

By Rohimat Nurbaya29 Mei 2016 15:07
Anak-anak memanjat tebing untuk pergi ke sekolah (Shanghaiist)

Money.id - Mungkin kakek Anda pernah bercerita bahwa ketika masih kecil harus berjalan ke sekolah melalui kekuatan menembus angin dan badai. Tapi anak-anak ini harus mengalami hal yang lebih buruk dari itu untuk menuju ke sekolah.

Seperti dilaporkan Shanghaiist, 15 anak-anak yang tinggal di Atule'er Village di selatan Sichuan harus memanjat dan menuruni 17 anak tangga yang dipasang di tebing setinggi 800 meter untuk pergi ke sekolah.

Sebelumnya, sudah ada delapan orang anak yang jatuh dari tangga yang sangat mengerikan tersebut. Semuanya meninggal. Namun belasan anak lainnya masih tetap teguh dengan pendiriannya untuk tetap menuntut ilmu, meski bahaya mengancam mereka.

Anak-anak memanjat tebing untuk pergi ke sekolah (Shanghaiist)

Desa tempat anak-anak itu tinggal terdiri dari 72 kepala rumah tangga. Penduduk desa hidup di daerah tebing yang terpencil dengan layanan komunikasi yang minim dan fasilitas jalan yang nyaris tidak ada sama sekali.

Setelah cerita perjuangan anak-anak tersebut menuju sekolah menjadi viral di media sosial dan terdengar pemerintah setempat, para pejabat mengumumkan akan segera membangun tangga baja di sekitar tebing.

Hal tersebut pantas dilakukan pemerintah setempat, karena banyak publik yang marah dengan keadaan tersebut. Kini pemerintah setempat lebih fokus terhadap pembuatan tangga yang aman di tebing itu daripada membuat lift dan eskalator di kota-kota besar, serta membuat jembatan kaca

Rabu, 12 Februari 2020

Kakek Penjual Sayur Yang Di Tipu ” Uang Mainan ” Akhirnya Berangkat Umroh


Siapa menyangka Kakek Syafbudin (85) penjual sayur Japan yang ditipu dengan uang mainan November 2019 lalu, tak lama lagi akan menunaikan ibadah umroh menuju ke Baitullah.


sebagai rejeki yang tak terduga pemberian dari dermawan, ia bulan depan berangkat umrah ke mekah.

Lelaki tua yang biasa dipanggil Syafbudin ini akan diberangkatkan menunaikan ibadah umroh oleh seorang dermawan yang tak diketahui namanya, entahlah. Yang terpenting, Kakek Syafbudin, akan menunaikan ibadah umroh, semoga berjalan lancar, dan juga dermawan tersebut senantiasa diberikan kelapangan rejeki. Setuju kan?. Saat ditanya kepada Kakek penjual sayur yang ditipu uang mainan, ia menjawab pekan depan akan berangkat. “Saya lupa nama orangnya”, ujar beliau, Rabu (29/01).

Beliau rencananya berangkat ke tanah suci seorang diri pada (08/02) mendatang. Sebagian perlengkapan umrah berupa koper, baju, celana sudah dibelikan oleh orang tersebut, termasuk urusan pasport. “Minggu kemaren, saya sudah manasik di daerah Jambu Air sebanyak tiga sampai empat kali”, lanjutnya.

Kakek yang berasal dari Desa Campago, Kecamatan Malalak Utara, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Tak menyangka, selain dirinya mengalami sedikit penyakit sesak nafas, namun ia masih bersemangat untuk menunaikan ibadah umroh pembeian dermawan, keninginan melihat tanah suci, tak lama lagi akan terwujud. “Minggu besok putusan keberangkatan pesawat saya, diperkirakan saya akan berangkat dari rumah sekitar pukul 10 malam”, ujar Syafbudin siang tadi Rabu (9/01) dirumah yang sederhana.

Walaupun dengan keadaan setua ini, beliau dari dulu sangat mendamba-dambakan untuk bisa melihat tanah suci Mekah, dan inilah kesempatannya. Ibarat kisah ‘Si Midun’ yang tenar pada tahun 1991 ini, sengsara membawa nikmat. Inilah yang dirasakan oleh Kakek Syafbudin, kibat ditipu orang yang tak bertanggung jawab sebesar Rp 50.000, saat membeli obat, adahal uang yang dibayarkan saat menjual sayur tersebut ia gunakan untuk membeli obat, akhirnya sang kakek sekarang ketiban durian runtuh, dapat menunaikan ibadah umrah, dengan ijin dan rejeki dari Allah, memalaui seorang dermawan yang tidak ingin disebutkan identitasnya, niat yang dipendam kakek Syafbudin dapat terlaksana. Luarbiasa !!!

Sumber: medgo
PROMOTED CONTENT
 
By DINDA JAZMIN pada tanggal Februari 11, 2020